Pseudocode adalah deskripsi dari algoritma pemrograman computer yang
menggunakan struktur sederhana dari beberapa bahasa pemograman tetapi
bahasa tersebut hanya ditujukan agar dapat dibaca manusia. Biasanya yang
ditulis dari pseudocode adalah variabel dan fungsi.
Tujuan penggunaan
utama dari pseudocode adalah untuk memudahkan manusia dalam memahami
prinsip-prinsip dari suatu algoritma. Penggunaan pseudocode umumnya
banyak kita temukan di buku-buku dan artikel-artikel tentang pemrograman
yang membahas tentang algoritma tertentu. Kadang pula pseudocode kita
temukan dalam merencanakan pengembangan suatu program komputer. Dalam
pseudocode, tidak ada syntax standar yang resmi. Karena itu, pseudocode
ini dapat kita terapkan dalam berbagai bahasa pemograman.
- Menggunakan if,
- Menggunakan depend on.
1. Menggunakan IF
if(Nilai > 80)2. Menggunakan DEPEND ON
Output ‘A’
else if(Nilai > 60)
Output ‘B’
else if(Nilai > 50)
Output ‘C’
else if(Nilai > 30)
Output ‘D’
Depend on NilaiDalam notasi Pseudocode ada 3 cara untuk menggambarkan pengulangan (loop), yaitu:
Nilai > 80: Output ‘A’
Nilai > 60: Output ‘B’
Nilai > 50: Output ‘C’
Nilai > 30: Output ‘D’
- Menggunakan repeat,
- Menggunakan while,
- Menggunakan traversal.
1. Menggunakan Repeat
Dengan menggunakan repeat…until, maka proses yang ada di dalam looping (perulangan) akan dilakukan minimal sekali hingga menemukan kondisi berhenti pada kondisi until nya.
Contoh:
X = 10Pseudocode diatas menggambarkan program yang akan menampilkan bilangan dari 10 dan bilangan akan berkurang hingga 0.
repeat
Output X
X = X – 1
until X = 0
2. Menggunakan While
Dengan menggunakan while, proses yang dilakukan pada bagian perulangan akan dilakukan jika kondisi yang berada pada while nya dipenuhi, jadi masih ada kemungkinan proses yang ada pada perulangannya (loopnya) masih tidak dijalankan.
Contoh:
X = 103. Menggunakan Traversal
while (X >= 0) do
Output X
X = X – 1
Dengan menggunakan metode traversal, proses yang dilakukan pada bagian perulangan akan dilakukan sebanyak jumlah yang ditentukan pada bagian traversalnya. Jadi, kita dapat menggunakan metode traversal jika kita memang sudah tau benar berapa kali proses yang dilakukan tersebut akan dilakukan.
Contoh:
i traversal (1..10)
Output X
0 comments:
Post a Comment